About Us
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at nisl. Nullam lorem mi, eleifend a, fringilla vel, semper at, ligula. Mauris eu wisi. Ut ante dui, aliquet nec, congue non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris. Duis sed massa id mauris pretium venenatis. Suspendisse cursus velit vel ligula. Mauris elit. ....read more
Selasa, 19 Mei 2015
Hubungan Industrialisasi dengan Kemiskinan
Untuk
mengetahui hubungan industrialisasi dengan kemiskinan terlebih dahulu kita
harus mengetahui apa itu industrialisasi dan Kemisikinan.
1.
INDUSTRIALISASI
A. Pengertian Industrialisasi
Industrialisasi
berasal dari kata dasar industri yang memiliki arti secara umum adalah kelompok
bisnis tertentu yang
memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Misalnya “industri musik“, “industri mobil“, atau “industri ternak” (id.wikipedia.org, 2010). Menurut Dumairy,
istilah industri mempunyai dua arti. Pertama, industri adalah himpunan
perusahaan-perusahaan sejenis. Dalam konteks ini disebut industri kosmetik
misalnya, berarti himpunan perusahaan penghasil produk kosmetik. Industri
tekstil adalah himpunan pengusaha yang membuat tekstil. Kedua,
industri menunjuk sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Kegiatan
pengolahan itu sendiri dapat bersifat masinal, elektrikal atau bahkan manual.
(Dumairy, 1996, h-227).
Industrialisasi
adalah suatu proses menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan
ekonomis yang sama terhadap suatu siklus rantai nilai (id.answers.yahoo.com, 2009). Proses ini dapat
terjadi secara alamiah maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu proses
industrialisasi adalah pasar. Proses industrialisasi, dengan meminjam istilah
dari Dawam Rahardjo-adalah suatu keniscayaan (Dawam Rahardjo, 1995), karena
proses ini dianggap sebagai sebuah kunci ke arah kemakmuran yang didambakan oleh
setiap bangsa. Kendatipun bukan satu-satunya, industrialisasi dapat dianggap
sebagai salah satu jalan yang penting dalam mencapai kemakmuran.
B.Tujuan
industrialisasi antara lain :
Ø
Memperluas lapangan kerja
Ø
Menambah devisa Negara
Ø
Memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun
sumberdaya manusia
Ø
Menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa menjadi
lebih cepat.
C. Permasalahan Tantangan Perkembangan Sektor Industri
Beberapa permasalahan antangan
perkembangan sektorindustri diantranya ialah sebagai berikut:
1. Meningkatnya daya saing dan keunggulan kompetitif
industri nasional yang mengandalkan pada keterampilan dan kreativitas sumber
daya manusia, kemampuan teknologi dan kemampuan manajemen dengan tetap
memanfaatkan keungulan komparatif yang dimiliki.
2.
Peningkatan kemampuan tenaga kerja industrial yang
ahli dan trampil dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai
jenis industri termasuk mendorong untuk menguasai dan melaksanakan pengalihan
berbagai jenis teknologi guna mendukung proses industrialisasi
3.
Menumbuhkan motivasi dan daya kreasi inovatif yang
luas serta menciptakan iklim usaha dan persaingan yang sehat termasuk
perlindungan hasil inovasi.
4.
Menggerakkan tabungan masyarakat dan menyalurkannya ke
arah investasi yang produktif di sektor industri, dan secara efektif mampu
memberikan dampak ganda terhadap proses akumulasi modal.
5.
Mengembangkan iklim investasi dan berbagai sistem
insentif yang dapat lebih meningkatkan daya tarik investasi di sektor indsutri
6.
Perluasan basis pendukung industri dengan
mengembangkan keterkaitan, persebaran, struktur produksi-ekspor-impor sebagai
prasyarat terciptanya struktur industri yang kukuh.
7.
Membangun perangkat kelembagaan yang mantap sehingga
sector industri senantiasa mampu tanggap dan terandalkan dalam menghadapi
berbagai perkembangan ataupun perubahan yang timbul.
8.
Mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan industri
kecil dan menengah secara lebih terarah, terpadu dan efektif sehingga menjadi
tulang punggung struktur industri nasional.
9. Meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah
yang telah mulai berkembang untuk memanfaatkan relokasi industri yang berasal
dari negara maju ke Indonesia, khususnya industri skala menengah.
10. Menentukan pilihan kebijakan yang tepat untuk
melaksanakan pembangunan industri yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
dengan pengaturan tata ruang yang tepat.
D. Strategi
Industrialisasi
Dalam
melaksanakan industrialisasi, ada dua pilihan strategi yaitu : strategi
substitusi impor dan strategi promosi ekspor.
Strategi
substitusi impor sering disebut juga dengan inward-looking. Strategi ini lebih
menekankan pada pengembangan industri yang berorientasi kepada pasar domestik.
Dengan kata lain strategi ini adalah industri domestik yang membuat
barang-barang menggantikan impor, sedangkan strategi promosi ekspor lebih
berorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri di dalam
negeri.
II. KEMISKINAN
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Banyak orang
menyebutkan "Banyak warga negara yang hidup di bawah garis
kemiskinan", sebenernya sama atau tidak yah dengan kata kemisikinan ? apa
mungkin kemiskinan juga ada tingkatannya ?
Kemiskinan
pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk uang ditambah
dengan keuntungan-keuntunan non-material yang diterima oleh seseorang. Secara
luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak memiliki pendidikan, keadaan
kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Lain halnya
dengan kebutuhan sosial dan keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi.
Keterkucilan
sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia.
Hubungan
Industrialisasi dengan Kemiskinan Di Indonesia
Di
Indonesia, Tulus Tambunan (2001, h-108) mencatat adanya proses industrialisasi
dimulai dari tahun 1969 dan berhasil mengangkat tingkat pendapatan per kapita
di atas US$ 1.000 per tahun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 7% pada saat
penduduk 200 jutaan. Namun saat tulisan ini dibuat, keadaan menurun jauh,
hingga diperkirakan income perkapita hanya 650 US$ dengan pertumbuhan ekonomi
di bawah 4% dan jumlah penduduk hampir 210 juta. Yudo Swasono mencatat bahwa
setelah krisis ekonomi yang terjadi pada periode 1982-1986, pada waktu itu
pertumbuhan hanya 5%.
Selanjutnya
dengan proses industrialisasi pertumbuhan meningkat dan berhasil recovery
(pulih kembali), hingga tumbuh tahun 1989 ialah 7,5%, tahun 1991 mencapai 6,6%
dan pada akhir Repelita X, atau akhir Pembangunan Jangka Panjang II akan tumbuh
dengan rata-rata 8,7%. Namun perkiraan ini meleset jauh, sebab mulai 1997
terjadi krisis moneter yang berlanjut hingga riset ini ditulis, ternyata
kondisi itu masih belum pulih.
Industrialisasi
yang berkembang di era sekarang ini menyedot begitu banyak tenaga kerja. Hal
ini telah merubah alur pendistribusian tenaga kerja dari sektor non industri
menuju sektor industri. Hal ini juga
berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh tenaga kerja tersebut. Dengan
kata lain secara tidak langsung industrialisasi telah mempengaruhi tingkat
kemiskinan. Namun
ternyata perekonomian Indonesia masih sangat tegantung pada sumber daya alam
(pertanian, hasil hutan, perkebunan, pariwisata, pertambangan, dan sebagainya).
Di pihak lain, tingkat pendapatan masyarakat umumnya masih rendah. Oleh karena
itu, tingkat kesejahteraan (dan usaha penanggulangan kemiskinan) Indonesia
menjadi sangat dipengaruhi oleh perubahan kualitas lingkungan.
Bila
ditinjau lebih mendalam, terlihat ada hubungan yang saling mempengaruhi antara
industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam. Industrialisasi mempengaruhi
kemiskinan melalui tingkat pendapatan yang diberikan sektor industri.
Kemiskinan mempengaruhi tinggkat penggunaan sumberdaya alam dan proses
konservasi sumber daya alam serta lingkungan hidup. Sumber daya alam merupakan
sebagai bahan baku dalam Industrialisasi . Hubungan ini terlihat pada diagram
berikut.
Selain itu
industrialisasi memberikan dampak pula pada tingkat kesehatan yang mempengaruhi
jumlah natalitas dan mortalitas penduduk. Dengan kata lain industrialisasi juga
mempengaruhi jumlah penduduk sehingga membentuk hubungan sesuai diagram
berikut.
Dengan
berkembangnya jumlah penduduk, perekonomian harus lebih banyak menyediakan
barang dan jasa yang merupakan hasil dari industrialisasi. Peningkatan produksi
barang dan jasa menuntut lebih banyak produksi barang SDA yang harus digali dan
semakin menipisnya SDA dan akhirnya pencemaran lingkungan semakin meningkat.
Ada hubungan
yang positif antara jumlah dan kuantitas barang sumberdaya dan pertumbuhan
ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dan
tersedianya sumberdaya alam yang ada di dalam bumi. Di samping itu dengan
pembangunan ekonomi yang cepat yang dibarengi dengan pembangunan pabrik sebagai
bentuk industrialisasi akan meningkatkan pencemaran lingkungan.
Peningkatan
pencemaran lingkungan akan mempersempit lapangan kerja sehingga menimbulkan
pengangguran dan berujung pada persoalan kemiskinan. Hubungan itu terus
berlangsung dengan pola saling mempengaruhi satu sama lainnya dimana untuk
memperbaiki salah satu diantaranya maka harus memperbaiki keseluruhan bagian.
Misalnya dalam penanganan pembrantasan kemiskinan maka permasalahan
industrialisasi dan sumber daya alam juga harus menjadi fokus penanganan dalam
proses tersebut.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar