Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor publik
yaitu:
1) Akuntansi Anggaran
2) Akuntansi
Komitmen
3) Akuntansi Dana
4) Akuntansi Kas
5) Akuntansi Akrual
Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersbut tidak
bersifat mutually exclusive.
Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tsb tidak menolak penggunaan
teknik yang lain. Dengan demikian, suatu organisasi dapat menggunakan
teknik akuntansi yang berbeda – beda, bahkan dapat menggunakannya kelima teknik
dalam waktu yang bersamaan.
Akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi
komitmen berbeda satu dengan lainnya karena adanya perbedaan waktu pengakuan
pendapatan dan biaya. Dalam hal pengakuan pendapatan, pada dasarnya terdapat
dua langkah yang mempengaruhi pencatatan, yaitu pada saat barang dikirim dan
faktur dikeluarkan, dan pada saat barang dikirim dan faktur dibayar.
1) Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran
merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan
jumlah akrual dan dicatat berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran
merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organsasi sektor publik
khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format
yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah akun belanja yang dianggarkan
dikreditkan terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut
direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan
demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi
anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontiniu jumlah anggaran
dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah menekankan peran
anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
Alasan yang melatarbelakangi
teknik akuntansi anggaran adalah anggaran dan realisasi harus selalu
dibandingkan sehingga dapat dilakukan koreksi apabila terdapat varians
(selisih). Namun akuntansi anggaran lebih menekankan kepada bentuk dari akun –
akun keuangan bukan isi (content) dari akun itu sendiri.
Salah satu kelemahan teknik
akuntansi anggaran adalah teknik ini sangat kompleks. Akan lebih mudah dan
lebih komprehensif apabila akun – akun yang ada menunjukkan pendapatan dan
biaya actual, dan anggaran menunjukkan pendapatan dan biaya dianggarkan.
2) Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah
sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order
dikeluarkan. Sistem akuntansi akrual mengakui biaya pada saat faktur diterima
dan mengakui pendapatan ketika faktur dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat
digunakan bersama – sama dengan menggunakan akuntansi kas dan akuntansi akrual.
Akuntansi komitmen tersebut hanya menjadi subsistem dari sistem akuntansi utama
yang dipakai organisasi. Akuntansi komitmen mengakui transaksi ketika
organisasi melakukan transaksi tersebut. Hal ini berarti bahwa transaksi tidak
diakui ketika kas telah dibayarkan atau diterima, tidak juga ketika faktur
diterima atau dikeluarkan, akan tetapi pada waktu yang lebih awal yaitu ketika
order diterima atau dikeluarkan.
Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat
mengendalikan anggaran, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yang telah
dilaksanakan atau digunakan jika dihitung berdasarkan order yang telah
dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yan diterima dan dibayarkan ia
dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (over commit). Tentu saja
manajer yang teliti akan tahun bahwa akun – akun tidak memasukkan order
yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima dan dengan itu membuat catatan
sendiri agar ia tidak melakukan pemborosan (over commit the budget).
Akuntansi komitmen berfokus
pada order yang dikeluarkan. Order yang diterima terkait dengan pendapatan
tidak akan dicatat sebelum faktur dikirimkan. Meskipun akuntansi komitmen dapat
memperbaiki pengendalian terhadap anggaran namun banyak masalah dalam
pengadopsian akun tersebut ke dalam akun – akun keuangan. Akun yang dicatat
hanya didukung oleh order yang dikeluarkan. Umumnya, tidak ada kewajiban hokum
untuk patuh pada order yang terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah
dibatalkan. Hal ini menjadi sulit dalam mengakui biaya – biaya untuk periode
akuntansi yang bersangkutan yang mendasarkan pada order yang dikerluarkan.
3) Akuntansi Dana (Fund accounting)
Masalah utama yang dihadapi
organsisi sektor publik adalah pencarian sumber dana dan alokasi dana.
Penggunaan dana dan peran anggaran sangat penting dalam akuntansi sektor
publik. Dalam tahap awal perkembangan akuntansi dana, pengertian “dana”
dimaknai sebagai kas (cash fund). Tiap dana tersebut harus dikembalikan
pada laci (cash drawer) secara terpisah; beberapa tagihan harus
dikembalikan dari saru laci dan tagihan lainnya dalam laci yang lainnya. Namun
saat ini “dana” dimaknai entitas anggaran dan entitas akuntansi yang terpisah,
termasuk sumber daya nonkas dan utang yang diperhitungkan di dalamnya.
Teori akuntansi dana pada awalnya
dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk
tujuan organisasi bisnis. Saat itu ia melihat perusahaan pribadi dengan
perusahaan badan memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan
tersebut adalah;
- Perusahaan
perorangan/pribadi kurang menguntungkan disbanding perusahaan yang dimiliki
publik/perseroan terbatas.
- Adanya
kesalahan dalam memaknai entitas.
Berdasarkan
hal tersebut Vatter berpendapat bahwa reporting unit harus diperlakukan sebagai
dana (fund) dan organisasi
tersebut harus dilihat sebagai satu dana atau rangkaian dana. Artinya jika
organisasi dilihat sebagai suatu dana atau rangkaian dana (series of fund)
maka laporan keuangan organisasi tersebut merupakan penggabungan atau
konsolidasi dari laporan keuangan dana menjadi bagian organisasi.
Perbandingan antara akuntansi dana pada
organisasi bisnis dengan organisasi sektor publik digambarkan sbb:
-organisasi
secara keseluruhan yang mana laporan konsolidasian biasanya tidak tersedia.
Sistem
akuntansi pemerintah yang dilakukan dengan menggunakan konsep dana memerlukan
suatu unit kerja sebagai entitas akuntansi (accounting entity) dan
entitas anggaran (budget entity) yang berdiri sendiri. Penggunaan
akuntansi dana merupakan salah satu perbedaan utama antara akuntansi
pemerintahan dengan akuntansi bisnis. Sistem akuntansi dana adalah metode yang
menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan itu sendiri.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan
akuntansi sektor publik:
1. Dana
yang dapat dibelanjakan (expendable
fund)
Digunakan
untuk mencatat nilai aktiva utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang
dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis
akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintahan (governments funds)
2. Dana
yang tidak dapat lagi dibelanjakan (nonexpectable
funds)
Untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva,
utang dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis (properiority funds)
4) Akuntansi
Kas
Penerapan
akuntansi kas, pendapatan
dicatat pada saat kas diterima dan pengeluaran dicatat pada saat kas
dikeluarkan. Kelebihan cash
basis adalah mencerminkan
pengeluaran yang riil, actual, dan objektif. Namun, GAAP tidak membenarkan pencatatan dengan dasar kas
karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis tingkat efisiensi dan efektifitas
suatu kegiatan, program, aktivitas tidak dapat diukut dengan baik.
Sebagai contoh,
penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan (revenue)
bukan utang. Untuk mengoreksi hal tersebut kebanyakan sistem akuntansi kas
tidak hanya mengakui kas saja tapi juga mengakui aktiva dan utang yang timbul
sebelum terjadi transaksi kas. Namun, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah
kenyataan setiap waktu,obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order
pembelian yang dikeluarkan tidak tampak pada catatan akuntansi. Konsekuensinya
adalah saldo yang tercatat akan dicatat overstated. Hal tersebut dapat
mengakibtkan pemborosan anggaran.
5) Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada
akuntansi kas. Teknik akuntansi akrual diyakini dapat menghasilkan laporan
keuangan yang lebih dapat dipercaya, akurat, komprehensif, dan relevan untuk
pengambilan keputusan ekonomi, social, politik. Basis akrual diterapkan agak
berbeda antara properiority fund (full accrual) dan governments fund (modified accrual) karena biaya (expense) diukur
dalam properiority fund,
sedangkan expenditure difokuskan pada general fund.
Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode
akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan dan
atau dialokasikan selama periode akuntansi.
Karena governments fund tidak memiliki catatan modal dan utang
(dicatat dan dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur, bukan expense.
Berbeda dengan governments
fund, yang menjadi kepentingan properiority
fund dan juga organisasi
bisnis adalah net income. Full accrual accounting digunakan untuk mencatat revenue
ketika diperoleh (earned) dan biaya (expense) pada saat terjadi (incurred). Dengan
kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran
dilakukan.
Pada
governmental fund, hendaknya digunakan modified accrual basis. Expenditure di – accrued tetapi revenue dicatat berdasarkan cash basis yaitu
pada saat diterima bukan pada saat diperoleh. Pendapatan seperti PPN, PPh, dan
fee retribusi dihitung pada saat kasnya. Salah satu pengecualian adalah property tax (PBB) yang diaccrued karena jumlahnya
dapat diestimasi secara lebih pasti.
Pengaplikasian accrual
basis dalam akuntansi sektor
publik pada dasarnya adalah untuk menentukan cost
of service dan charging of service yaitu untuk mengetahui besarnya biaya
yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan public serta penentuan harga
pelayanan yang dibebankan ke publik. Hal ini berbeda dengan tujuan
pengaplikasian accrual basis dalam sektor swasta yang dapat
digunakan untuk mengetahui dan membandingkan besarnya biaya terhadap pendapatan
(proper matching cost against revenue). Perbedaan ini disebabkan karenan
pada sektor swasta orientasi lebih difokuskan pada usaha untuk memaksimumkan
laba (profit oriented) sedangkan pada sektor publik orientasi difokuskan
pada optimalisasi pelayanan publik (public service oriented).
Perbedaan antara akuntansi akuntansi dengan cash basis dengan accrual basis adalah:
1. basis
kas: Penerimaan kas – Pengeluaran kas = Perubahan kas
2. Basis akrual: Pendapatan (income) – biaya – biaya = Rugi/laba (suplus/deficit)
3. pemdapatan (income) : penerimaan kas
selama satu periode akuntansi – saldo awal
piutang + saldo akhir piutang
4. Biaya : kas yang dibayarkan selama
satu periode akuntansi – saldo awal utang + akhir utang.
Akuntansi berbasis akrual membedakan antara penerimaan
kas dan hak untuk mendapatkan kas, serta pengeluaran kas dan kewajiban untuk
membayarkan kas. Oleh karena itu, dengan system akrual pendapatan dan biaya
diakui pada saat diperoleh (earned) atau
terjadi (incured) tanpa memandang apakah kas tersebut diterima atau
dikeluarkan.
Beberapa Negara telah mereformasi akuntansi sektor
publik di lingkungan mereka, terutama perubahan dari cash basis ke accrual
basis. New Zealand merupakan contoh Negara yang sukses menerapkan system
accrual basis yang sudah dilakukan sejak tahun 1991. sistem akuntansi yang
diterapkan di Negara ini telah mampu memberikan kontribusi yang besar dalam
menghasilkan informasi yang lebih komprehensif dibandingkan dengan sistem cash basis dalam hal kuantitas dan kualitasnya.
Tujuannya pengenalan accrual basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi
yang lebih besarpada organisasi pemerintah dan meningkatkan efisinsi dan
efektifitas. Sementara itu, beberapa Negara Uni Eropa lainnya masih mengendalikan
pengeluarannya dengan menggunakan cash
basis.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa reformasi ke arah
accrual basis ternyata tidak seluruhnya menjamin keberhasilan. Kasus yang
terjadi di Italia, pengenalan terhadap accrual
basis memberikan
kontribusi yang kurang signifikan terhadap transparasi, efisiensi, dan
efektifitas organisasi publik di Negara tersebut. Perubahan dari cash basis ke accrual basis memang tidak dapat dilakukan secara
terburu – buru. Perlu analisis yang mendalam dan kompleks terhadap berbagai
faktor lingkungan yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor sosiologi
Negara tersebut.
Single Entry dan Double Entry
Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan
alasan utama kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya
tuntutan diciptakannya good
governance yang berarti
tuntutan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi
sektor public, perubahan dari single
entry menjadi double entry dipandang sebagai solusi yang mendesak
untuk diterapkan. Hal tersebut karena penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi yang
komprehensif dan mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Single entry memang relatif mudah dan sederhana,
akan tetapi alasan demi kemudahan dan kepraktisan menjadi tidak relevan lagi.
Sementara itu, pengaplikasian pencatatan
transaksi dengan sistem double
entry ditujukan untuk
menghasilkan laporan keuangan yang auditable dan traceable. Kedua hal ini,
merupakan faktor utama untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Dengan sistem double entry, maka dapat
dilakukan pengukuran kinerja secara lebih tepat.
Ikhtisar
Fokus akuntansi keuangan sektor publik adalah
pemberian laporan keuanga kepada pihak ekternal organisasi. Dimensi kualitas
laporan keuangan sektor public menjadi sangat penting bagi pihak – pihak yang
menjadikan laporan keuangan sebagai dasar untuk pembuatan keputusan ekonomi,
social, dan politik. Namun demikian untuk menghasilkan laporan keuangan sektor
public yang relevan dan handal terdapat beberapa kendala (contrainst) yaitu objektifitas, konsistensi, daya
banding, tepat waktu, ekonomis dalam penyajian laporan dan materialitas.
Kesimpulan
Pada dasarnya terdapat beberapa teknik
akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik untuk
memfasilitasi dihasilkannya laporan keuangan. Teknik akuntansi keuangan tersebut akuntansi anggaran,
akuntansi komitmen, akuntansi kas, akuntansi akrual, dan akuntansi dana. Masing
– masing teknik akuntansi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dan
sebenarnya di antara kelima teknik tersebut tidak bersifat mutually exclusive.
Teknik akuntansi keuangan yang cukup mudah dan sederhana serta banyak digunakan
adalah akuntansi kas. Akan tetapi, seiring dengan adanya reformasi sektor
publik, terjadi pula pergeseran dari sistem akuntansi kas menjadi sistem
akuntansi akrual atau akrual modifikasian. GASB bahkan merekomendasikan untuk tidak lagi menggunakan
akuntansi kas menggantinya dengan sistem akuntansi dana.
Sumber : Buku
Akuntansi Sektor Publik
Oleh
: Dr. MARDIASMO, MBA, AK.
Terdapat beberapa teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi sektor publik yaitu: